Selamat datang di STEI Kanjeng Sepuh

Berita

STEI KASSI Adakan Training Cabut Duri Bandeng Agar Lebih Nyaman Dikonsumsi

Salah satu kendala yang membuat orang enggan memasak ikan, khususnya bandeng, adalah banyaknya duri di dalam daging ikan tersebut. Untuk mengatasi kendala tersebut, digelar pelatihan cabut duri bandeng agar ikan air tawar ini lebih mudah dan nyaman dikonsumsi

Bandeng selama ini merupakan salah satu ikan favorit banyak orang. Selain tekstur dagingnya lembut, rasanya juga gurih. Aneka masakan berbahan bandeng amat mudah kita temui. Sebut saja bali bandeng, asem-asem bandeng, bandeng bakar, bandeng goreng, dlsb. Harganya pun relatif masih terjangkau kocek sebagian besar masyarakat.

Namun di balik segala keunggulan bandeng ini, ada satu hal yang membuat para emak ogah sering-sering memasak bandeng. Durinya. Ya, duri bandeng yang terkesan semrawut karena nyaris ada di setiap bagian dagingnya, menjadikan ikan ini melelahkan bagi yang mau menyantapnya. Bagaimana tidak, untuk makan saja harus ekstra hati-hati memilah-milah durinya agar tak ada yang nyelonong masuk ke tenggorokkan.

(Bandeng yang setelah dibelah, memudahkan untuk mencabuti duri-duri halusnya dengan pinset.)

Untuk membuat bandeng aman dan nyaman dikonsumsi, STEI KASSI Sekolah Tinggi yang bergerak di bidang Ekonomi mengadakan pelatihan cabut duri bandeng bagi Mahasiswa dan Mahasiswi bekerja sama dengan Bandeng Mentari Usaha penjualan ikan segar di kawasan Manyar, Kota Gresik, Milik Anim Falahuddin. Pelatihan yang berlangsung Minggu (20/4/2019) di Kampus STEI KASSI.

Materi pelatihan cabut duri bandeng ini tak terlalu njelimet. Dimulai dari pemahaman tentang ciri-ciri ikan yang masih segar, cara membersihkan sisik ikan serta teknik membelahnya, hingga memetakan bagian mana saja dari ikan bandeng yang banyak durinya.

Menurut Anim Falahuddin, awalnya memang butuh ketelatenan ekstra untuk membersihkan bandeng dari durinya. Sebab, mulai dari bagian bawah, tengah sampai atas dipenuhi oleh duri-duri halus. Bahkan untuk pemula, mencabuti duri seekor bandeng bisa memakan waktu cukup lama. Namun setelah terbiasa, prosesnya akan lebih mudah dan cepat.

“Terkadang orang memilih mempresto bandeng karena tidak telaten kalau harus mencabuti satu-satu durinya. Tapi kalau memasak dengan suhu yang teramat panas dan dalam waktu lama seperti dipresto, akan membuat nutrisinya banyak yang hilang,” jelas Anim.

Ia menambahkan, untuk menjaga nilai gizinya lebih baik bandeng dimasak dengan cara biasa saja sesuai selera. Tentu dengan membersihkan duri-durinya terlebih dahulu.

Di sisi lain, produk olahan bandeng tanpa duri jika digarap serius sebenarnya memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Apalagi ikan ini salah satu ikan yang banyak dibudidayakan di Indonesia sehingga bahan bakunya melimpah.

“Nilai gizi bandeng tak kalah, lho, dibandingkan dengan ikan salmon dari Norwegia, misalnya. Kelebihannya, bandeng harganya jauh lebih murah dan mudah didapat,” imbuh Anim.

Sementara itu, Mahasiswi peserta pelatihan cabut duri bandeng, Asri, mengatakan sangat senang mengikuti pelatihan semacam ini. Pasalnya, suami dan anak-anaknya sangat menggemari ikan, termasuk bandeng.

Nurul Istiqomah STEIKASSI (Mahasiswa Ekonomi Syariah Semester II)


Bagikan :